Thursday, May 26, 2011

Prepare... prepare!!


Setelah kita menjawab "Yes, I do" pada sebuah pertanyaan retoris "Would you marry me?", maka langkah selanjutnya adalah....

Oke, kita mulai saja dari yang paling urgent, yaitu :
minta izin orang tua (lagi) untuk menyatakan niat mulia kita membangun biduk rumah tangga bersama... jiahh... ;p
Dan ini jelas sudah sukses dilakukan oleh tuna dengan menghadap moda (baca:mom n dad) di rumah dinas mereka di ujung pantura sana.

Saya, berangkat ke Semarang naik bus Joglosemar dengan tujuan ke Stasiun Tawang, janjian ketemu tuna di atas kereta yang dia naikin dari Surabaya. ;)
Serunya lagi adalah... kereta si tuna itu ngetem (aduh bahasanya..) di stasiun kurleb sekitar 10-15 menit. Naahhh...sebenernya saya udah ada di Semarang beberapa jam sebelumnya. Saya dijemput sama om, makan, mampir dulu ke rumah, dan balik ke stasiun. Dan ternyata gak terasa udah hampir jamnya kereta berangkat, saya masih di jalan naik motor ngebut ama si om.. hweheeheehhh...
And it took a lot of adrenalins coz nyariiisss aja saya ketinggalan kereta, sementara si tuna udah gelisah nelponin nungguin saya yang gak dateng-dateng.

*
Maaf ya beib, aku tetep dateng kok... *kedip-kedip*

Suasana stasiun jam 1.28 pagi

Selanjutnya ya seperti kata saya tadi... ngobrol santailah dengan calon mertua dan mintalah izin meminang anaknya, beri alasan-alasan yang tepat yang menandakan kamu udah siap menikah, dan menentukan alternatif-alternatif tanggal terjadinya. ;)

Next step:
Tentukan di kota manakah perhelatan akbar tersebut akan diadakan.

Sebelumnya kami memilih tempat di satu kabupaten kecil (Kab. Bandungan) yang dingin di atas bukit Ungaran, yang udah kami searching years before...hehe...

Di sana ada satu
kapel yang indah dan oke banget buat konsep acara yang kami suka, yaitu outdoor. Sebelumnya saya juga pernah visit & merasakan spa di sana with my gals. Sooo relaxing... ;)
Cumaaa memang banyak pertimbangan kalo kita jadi di sana.
Dimulai dari pemilihan vendor, kita harus banyak berurusan dengan vendor dari Semarang, atau mungkin dari Jogja, dan masalah akomodasi & transport tamu juga harus dipikirin. Belom yang lain-lain.
Satu sampe dua bulan kami survey, visit tempat, tanya sana-sini, sampai akhirnya kami dengan berat hati melepaskan venue itu karena berat juga ngurus ini-itu dari luar kota, ditambah dengan kalkulasi biaya yang membengkak karena banyak detil-detilnya. Emang gak jodoh. Hehe.


Jadi.. diputuskanlah untuk memilih yang lebih dekat & lebih gampang ngurusnya, yaitu di Yogyes!
Sambil menata hati karena gak bisa merit di tempat itu (tuna menghibur if maybe someday we can use that chapel in our 25th or 50th anniversary? hehe), kami akhirnya juga nyari-nyari tempat outdoor seperti yang kami pengen. Yah... masih kekeuh dengan konsep outdoor. Intinya, kalo gak bisa di kapel itu, berarti outdoornya harus terlaksana. Hihihii...

Setelah survey lokasi & browsing ngalor-ngidul, wetan-ngulon, -kata orang Jawa- (terj: ke utara-selatan, timur-barat), kami udah mulai mengerucutkan pilihan tempat resepsi. Jadilah kami memutuskan menunjuk satu hotel di mana ada taman di belakangnya yang cukup besarnya (gak kebesaran & gak kekecilan) untuk ngadain pesta taman.. Waahhh... seneng banget dapet venue ini karena rasanya udah cocok di hati, di kantong (ehmm.. walo kadang tetep berharap dapet yang lebih murah biar alokasi dana bisa buat jalan-jalan.... wkwkwkk..), dan di lokasi (tengah kota euy!). ^^

Sambil menimbang, menghubungi, & memutuskan, gak lupa kita juga nyiapin perlengkapan administrasi untuk pemberkatan dunk yaa...
Sebelumnya, tentukan juga di gereja mana pemberkatan akan dilakukan, catatan sipil mana, dan apa aja surat-surat yang diperlukan.


Di gereja tempat saya terdaftar, surat-surat inilah yang diperlukan :

1. Surat Permohonan Pemberkatan Nikah ---> minta petugas gereja

2. FC Surat Baptis/Sidi

3. FC (fotocopy) Surat N1, N2, N4 dari Kelurahan/Desa

4. FC Akte Kelahiran yang dilegalisir kantor catatan sipil tempat dulu dikeluarkan

5. FC KTP kedua calon mempelai yang dilegalisir Kelurahan/Desa

6. FC Kartu Keluarga (KK) / C1 yang dilegalisir Kelurahan/Desa

7. FC KTP para saksi yang dilegalisir Kelurahan/Desa

8. Pasfoto 3x4 (hitam-putih) masing-masing 2 lembar

9. Pasfoto 4x6 (berdampingan) 4 lembar

Apakah surat N1, N2, N4? Apakah kepanjangannya?
Mengapa kita harus mengurusnya?
Baiklah.. pertanyaan itu hanya akan saya jawab sesuai pengalaman saya. ;p

Sebelum saya mengurus segala surat-menyurat itu, saya pastilah harus ke beberapa tempat, antara lain:
1. Pak RT ---> minta surat pengantar untuk menikah.
Beberapa kali ke rumah pak RT gak ketemu. Akhirnya di hari Minggu itu, bersama mom n tuna, saya bertekad ke rumahnya lagi. Untung ketemu. Hehe.
Syarat : bawa KTP + fotokopinya (bawa KK juga kalo diperlukan). Dalam kasus saya, ketika saya basa-basi tanya berapa administrasinya, pak RT menjawab 'serelanya'. Baiklah. Saya 'rela' memberinya 5000 perak untuk mendapat surat pengantar nikah yang ditandatangani dan dicapnya. No komplain. ;p

2. Pak RW ---> minta tanda tangannya.
Syarat :
bawa surat pengantar dari pak RT tadi, lalu mintai tanda tangannya.
Sampai 5 kali saya ke rumahnya dan gak pernah ketemu, istrinya ternyata juga gak ngebantu banyak karena terkesan cuek.. bahkan gak mau suratnya saya tinggal untuk sekedar ditandatangani aja.. alasannya nanti kelupaanlah, apalah, lah..lah..lahh yang lainnya... ;( Dengan tetap bersemangat, saya pun nongkrongin pak RW pagi-pagi sekali untuk minta tanda tangannya. Berhasil, berhasil!! Pak RW saya ini orangnya baik. Dulu dia juga suka ngider waktu pemilu, nemuin kita satu-satu. Dia masih muda, jadi harusnya saya panggil mas aja kali yaa... (ah gak jadi denk, tar dijutekin istrinya lagi...;p). Lagian udah dua kali ini (dulu ngurus KTP) saya gak pernah dimintain bayaran. Hihi.
Dia bilang, "Nggak usah, bawa aja mbak." Hmm.. mungkin dia termasuk pak RW yang idealis... ;p Semoga upahnya besar di surga. :)

3. Pak Dukuh (bukan dukunn.. bukaann!) ---> minta tanda tangan juga.
Saya udah kayak fans berat petugas RT-RW-Dukuh, minta tanda tangan sana-sini.
Untung rumah pak Dukuh ini cuma beberapa rumah dari Mas RW, jadinya sekali jaring dua ikan kena.. hehe.. maksudnya hari itu juga saya bisa dapetin tanda tangan & cap dari Dukuh.

Beres! Tinggal ke Kelurahan. :D

Di kelurahan, ternyata saya masih harus melengkapi syarat-syarat yang belum terbawa, yaitu berkas surat dari si tuna. Ouuchhh.
Ini sempet saya foto di kelurahan :


Saya kabari tuna untuk segera mengirimkan berkas-berkasnya ke saya.
Di lain waktu, saya masukkan berkas siang hari, petugasnya menyanggupi besok pagi selesai.
Besoknya, saya tinggal menerima semua surat N1, N2, N4, surat keterangan, surat keterangan untuk imunisasi TT ke puskesmas (nah ini yang masih membingungkan & belum saya lakukan), juga legalisir fotokopi KK + KTP, dan cukup membayar Rp 20.000,00 saja. Sip!

Surat N1 : SURAT KETERANGAN UNTUK NIKAH
Intinya di surat ini saya diterangkan bahwa saya dengan segala biodata saya itu berstatus masih single (eh, di surat yang saya urus itu wordingnya : 'perawan'. Hehe) alias belum menikah.

Surat N2 : SURAT KETERANGAN ASAL-USUL
Intinya di surat ini diterangkan bahwa saya adalah benar anak kandung dari pernikahan mom n dad saya dengan segala identitas kami di sana.

Surat N4 : SURAT KETERANGAN TENTANG ORANG TUA
Intinya surat ini adalah kebalikan dari N2, yaitu menerangkan kalo pasangan moda saya itu adalah benar ayah-ibu kandung saya. Begitu.

Kenapa tidak ada surat N3?
Mmm... saya sendiri gak tau & gak pernah tanya ke petugas kelurahan karena emang gak diminta kan? Hehehee....

Naahh... kalo udah semua, masukkanlah semua berkas-berkas itu ke dalam map, dan jangan lupa lengkapi syarat lainnya untuk diberikan ke gereja, maksimal 1-3 bulan sebelum tanggal pelaksanaan.

Next checklist, please!

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © 2011 Finally Vla. All Rights reserved
RSS Feed. This blog is proudly powered by Blogger. Design by dzignine based on Minima-White code frameworks