Friday, November 12, 2010

LongDistanceRelationship


LDR. Long Distance Relationship.

Menjelang setahun hubungan kami, tiba-tiba kami dihadapkan pada kenyataan bahwa kami harus menjalani LDR alias hubungan jarak jauh, dikarenakan kekasih harus bertugas di kota lain.
Saya memang sudah menyiapkan diri untuk ini (apalagi sebelumnya saya sudah punya 2x pengalaman LDR walo singkat...ehemm...). Tapi saya tak menyangka jika akan secepat itu. Kami bahkan belum memikirkan bagaimana kami nanti akan berkomunikasi. Saya tiba-tiba merasa seperti ada yang tercerabut dari kehidupan sehari-hari saya yang telah terbiasa dengan kehadiran dirinya.
Sesudah ia pergi memang terasa bahwa kekosongan fisik karena ketidakhadiran dirinya bersama saya sangat menggusarkan.

Tapi apa mau dikata. Memang begitulah takdir hidup.
Selalu ada perubahan. Demi pengalaman berharga, demi prinsip, demi pekerjaan, demi kehidupan kelak.
Walau hanya sehari, terasa sebulan tak bertemu. ;)

Untungnyaa... ada operator telepon CDMA yang saat itu menawarkan tarif murahnya.
Kami pun berkomunikasi lewat HP. Pagi-siang-sore-malam.
Kata teman-teman kami..."Gak bosen ya nelpon/ditelpon terus?" atau.. "Apa aja sih yang diomongin sampai berjam-jam?"

Mmm..iya..betul juga. Apa ya yang kami omongin waktu itu sampai berjam-jam?
Siang telpon, malem telpon. Gak ada matinye. Hehe.
Ahh...seperti gak pernah jatuh cinta aja.
Kami ngomongin apapun di telepon. Apapun. Bahkan jika harus berantem, tertawa, tidur (ketiduran lebih tepatnya), baca kitab suci, nonton TV, film, ngegame, ngobrolin kerjaan-keluarga-orang2, bahas buku-majalah-film, ngomongin masa depan, sampai merayu-rayu gombal.

Memang, dalam situasi tertentu, komunikasi jarak jauh ini bisa dikata cukup 'adil' untuk kami.
Saya sih merasa begitu. Artinya, kami berdua bisa tetap menjalin hubungan berdua tapi juga bisa menjalani kehidupan pribadi kami masing-masing. Dia dengan pekerjaannya di sana, saya dengan kesibukan kuliah saya di sini. Dan saya cukup lega dengan itu. Toh kami tetap 'bersama', walaupun tidak terus-terusan bersama-sama secara fisik. Tapi kami mulai menikmati semua prosesnya.
Kami akhirnya belajar bagaimana mengatasi masalah demi masalah yang hanya dikomunikasikan lewat suara.
Padahal saya ingin betul...untuk suatu kasus tertentu, melihat ekspresinya, melihat reaksinya, melihat wajahnya...bukan hanya suara.. Kalau sudah seperti itu, tandanya saya kangen. ;p

Pada kenyataannya, tidak mudah menjalin komunikasi tetap stabil di telepon.
Banyak juga halangannya. Dari segi teknis, HP kami berdua cepat panas karena kami ngobrol gak kira-kira.
Minimal 1 jam...paling lama 3-4 jam. Itupun sekali telpon..dan biasanya di waktu malam. Kalo sebelum itu, misalnya siang bisa setengah jam atau lebih. Kalo HP udah panas, biasanya kami berhenti sebentar, diterusin nanti; atau memang gangguan dari operatornya tiba-tiba putus.
Dampaknya, kuping jadi capek & cepet panas juga.. dan kadang-kadang pusing. ;p Walau pake earphone atau speaker tetap aja kita kena radiasi kan.

Dari kami sendiri, kendalanya adalaaahh... mmm... misalnya gini....
Kekasih saya itu saking semangatnya telpon, kalo dah kelamaan saya ditinggal tidur! Iya.. bisa aja gitu tiba-tiba saya denger suara dengkuran halus di telepon... gosh!
Akhirnya saya musti ngertiin dia kalo kecapekan abis dari kantor, jadi saya say goodbye n tutup telponnya.
Lain kali saya yang musti ngingetin dia tentang apa yang kita obrolin karena udah gak nyambung karena ngantuk. (--')
Atau di lain waktu, saya harus nahan perasaan kalo lagi-lagi ditinggal tidur.. karena bagaimanapun juga dia capek seharian kerja n besok harus masuk pagi lagi. Hhhmmhhh.....
Kalo yang diobrolin lagi gak terlalu penting sih bagi saya gak masalah. Toh masih ada hari esok.
Tapi kalo yang dibahas lagi pengen dibahas saat itu juga, atau ada hal penting yang lagi pengen saya omongin saat itu, dan ternyata harus terputus/terpotong... rasanyaa.. sebel juga! Soalnya belum tentu besok topik itu bisa dibahas juga. (Apalagi kalo lagi berantem trus dipotong... uuhh.. gak seru...;p)

Di sisi lain, kadang saya merasa jenuh...bosan.. merasa monoton, kurang menantang... seperti yang saya pernah bilang ke dia. Dia pikir dia membosankan bagi saya... tapi bukan, bukannya dia yang membosankan.
Tapi mungkin saya aja yang merasa situasinya jadi serba monoton. Ritual-ritual telpon kami jadi sama.. tanpa ritual-ritual aktivitas bersama. Tapi biasanya kejenuhan ini tak berlangsung lama.
Segera sesudah saya mensyukuri keadaan kami, saya sudah bisa 'berpikir' normal kembali dan kembali kangen-kangenan sama dia. :D


Oia, LDR kami bukan cuma aktivitas telpon aja yang meningkat. Tapi biaya perjalanan juga jadi meningkat, hehe. Kami memang tidak pernah menentukan dalam kurun waktu berapa kami harus bertemu.
Sesempatnya saja. Saya tahu aktivitas di kantornya juga padat, jadi kapanpun dia sempat dia pasti akan segera 'pulang' ke pelukan saya...ehemm...
Biasanya dia pulang sebulan sekali... Tapi kalo ada acara yang tidak bisa ditinggalkan, bisa jadi dia pulang di bulan berikutnya lagi... Jadilah dia mengapel saya terus.. Sesekali sih kalo ada waktu, saya juga dateng ke kotanya. Yahh.. intinya LDR gak seseram yang dibayangin kok. (Eh, emang ada yang bilang seram?)

Anywaaayy... di antara segala masalah yang sudah kami hadapi... nyatanya kami terus bertahan sampai hari ini. Di dua tahun hubungan kami dia ingin meningkatkan hubungan kami. Kami bertunangan.
Dan ini tahun ketiga kami bertunangan. Hmm.. saya bisa menebak, pasti Anda pikir, "Ihhh...lama banget sih tunangannya...?? Kapan meritnya??" Tenang.. bukan cuma Anda yang bertanya-tanya, saya orang lain pun begitu.. jadi kami sudah sangat biasa menghadapinya.
Bukan apa-apa, kami hanya ingin semua proses ini berjalan alami. Segala yang perlu kami benahi dalam pribadi kami masing-masing bisa teratasi. Segala sesuatu yang perlu kami bereskan sebelum memasuki gerbang pernikahan yang sakral itu bisa kami siapkan. Sehingga ketika tiba waktunya, kami pun bisa dengan lega memberitakan kesiapan kami. Dan kami percaya rencana TUHAN bagi kami sangat indah dan tepat pada waktu-Nya. So, don't worry, be happy kan? :)


-Sampai hari ini, sudah lima tahun lebih kami bersama dalam LDR & we're still in love like the first-

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © 2011 Finally Vla. All Rights reserved
RSS Feed. This blog is proudly powered by Blogger. Design by dzignine based on Minima-White code frameworks